TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN SISTEM
BAB 2
TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN SISTEM
A.
Definisi Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem adalah suatu proses yang
melibatkan perancangan, pengembangan, dan implementasi sistem informasi yang
baru atau yang telah ada. Berikut adalah definisi pengembangan sistem dari
beberapa sumber:
1.
Terdapat
beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai definisi dari pengembangan sistem,
diantaranya adalah penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem
yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki sistem yang telah ada.
2.
Pengembangan
sistem adalah penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang
lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
3.
Pengembangan
sistem adalah suatu proses yang melibatkan perancangan, pengembangan, dan
implementasi sistem informasi yang baru atau yang telah ada.
4.
Pengembangan
sistem adalah suatu proses yang melibatkan perancangan, pengembangan, dan
implementasi sistem informasi yang baru atau yang telah ada untuk memenuhi
kebutuhan bisnis.
Dalam pengembangan sistem, terdapat beberapa tahapan
utama, yaitu perencanaan, analisis sistem, desain sistem, seleksi sistem,
implementasi sistem, dan perawatan sistem. Selain itu, pengembangan sistem juga
harus memperhatikan kebutuhan pengguna dan tujuan bisnis yang ingin dicapai.
Integrasi teknologi informasi dan proses bisnis juga sangat penting dalam
pengembangan sistem untuk meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan daya
saing, dan mempercepat inovasi bisnis.
B.
Alasan Mengapa Suatu Organisasi Perlu Melakukan
Pengembangan Sistem
Organisasi perlu melakukan pengembangan sistem karena
adanya beberapa alasan, antara lain:
1.
Adanya
permasalahan pada sistem yang ada: permasalahan pada sistem yang ada dapat
menghambat kinerja organisasi, sehingga perlu dilakukan pengembangan sistem
untuk memperbaiki sistem yang telah ada.
2.
Kebutuhan
akan informasi yang semakin meningkat: kebutuhan akan informasi yang semakin
meningkat dapat memerlukan sistem baru yang lebih efektif dalam mengumpulkan,
memproses, dan menyimpan informasi.
3.
Untuk
memperoleh kesempatan dalam persaingan yang ketat: pengembangan sistem dapat
membantu organisasi untuk memperoleh kesempatan dalam persaingan yang ketat
dengan mengembangkan strategi bisnis yang lebih efektif.
Proses pengembangan sistem secara menyeluruh meliputi
beberapa tahapan utama, yaitu perencanaan sistem, analisis sistem, desain
sistem, seleksi sistem, implementasi sistem, dan perawatan sistem.
Tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan secara berurutan dan terintegrasi
untuk menghasilkan sistem informasi yang efektif dan efisien.
Dalam pengembangan sistem, perlu memperhatikan
kebutuhan pengguna dan tujuan bisnis yang ingin dicapai. Selain itu, integrasi
teknologi informasi dan proses bisnis juga sangat penting dalam pengembangan
sistem untuk meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan daya saing, dan
mempercepat inovasi bisnis.
C.
Prinsip dalam Pengembangan Sistem
Berikut adalah beberapa prinsip dalam pengembangan
sistem yang dapat diambil dari beberapa sumber:
1.
Pemilik
dan pengguna sistem harus terlibat dalam pengembangan sistem: keterlibatan
pemilik dan pengguna sistem (System Owner dan User) adalah keharusan yang
mutlak untuk keberhasilan pengembangan sistem. Pengembang sistem
bertanggungjawab harus menyediakan waktu yang cukup untuk partisipasi pemilik
dan pengguna sistem dan meminta persetujuannya untuk setiap langkah analisis
dan pengembangan sistem.
2.
Gunakan
pendekatan pemecahan masalah: metodologi yang digunakan dalam pengembangan
sistem berbasis pendekatan bagaimana memecahkan masalah. Langkah-langkah klasik
pemecahan masalah adalah sebagai berikut: identifikasi masalah, analisis
masalah, perumusan alternatif solusi, pemilihan solusi, dan implementasi
solusi.
3.
Sistem
yang dikembangkan adalah untuk manajemen: sistem yang dikembangkan harus dapat
mendukung fungsi-fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan.
4.
Semua
alternatif yang ada harus diinvestigasi: dalam pengembangan sistem, perlu
mempertimbangkan semua alternatif yang ada dan melakukan investigasi terhadap
alternatif tersebut.
5.
Investasi
yang terbaik harus bernilai: dalam pengembangan sistem, perlu mempertimbangkan
investasi yang terbaik dan memastikan bahwa investasi tersebut bernilai.
6.
Tahapan
kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem:
proses pengembangan sistem umumnya melibatkan beberapa tahapan kerja dan
melibatkan beberapa personil dalam bentuk suatu tim untuk mengerjakannya.
Tahapan-tahapan tersebut meliputi perencanaan sistem, analisis sistem, desain
sistem, seleksi sistem, implementasi sistem, dan perawatan sistem.
7.
Justifikasi
sistem sebagai investasi: sistem informasi adalah sebuah investasi, sehingga
perlu dilakukan justifikasi terhadap investasi tersebut.
Dalam pengembangan sistem, perlu memperhatikan
kebutuhan pengguna dan tujuan bisnis yang ingin dicapai. Selain itu, integrasi
teknologi informasi dan proses bisnis juga sangat penting dalam pengembangan
sistem untuk meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan daya saing, dan
mempercepat inovasi bisnis.
D.
Tahapan dalam Pengembangan Sistem
Tahapan
dalam pengembangan sistem adalah serangkaian langkah yang diperlukan untuk
merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem informasi yang
efektif. Tahapan-tahapan ini membantu dalam mengelola proyek pengembangan
sistem secara sistematis dan terstruktur.
Meskipun pendekatan dan metodologi pengembangan sistem
dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan proyek, umumnya tahapan-tahapan ini
mencakup hal-hal berikut:
1.
Pengumpulan
Persyaratan (Requirements Gathering): Tahap awal ini melibatkan identifikasi
kebutuhan bisnis, kebutuhan fungsional dan non-fungsional, serta harapan
pengguna terhadap sistem baru.
2.
Analisis
(Analysis): Pada tahap ini, analisis mendalam dilakukan terhadap persyaratan
yang terkumpul. Tujuannya adalah untuk memahami struktur dan perilaku sistem
yang diinginkan, serta mengidentifikasi aspek-aspek kritis yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan.
3.
Perancangan
(Design): Tahap perancangan melibatkan pembuatan desain sistem secara rinci,
termasuk desain arsitektur sistem, antarmuka pengguna, struktur basis data, dan
alur kerja proses bisnis. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghasilkan
blueprint yang jelas tentang bagaimana sistem akan bekerja dan berinteraksi
dengan pengguna dan komponen lainnya.
4.
Pengembangan
(Development): Pada tahap ini, pengembang mulai mengkodekan sistem berdasarkan
desain yang telah dibuat sebelumnya. Tahap pengembangan ini melibatkan
pembuatan program, pengujian komponen, integrasi, serta pengujian sistem secara
keseluruhan.
5.
Implementasi
(Implementation): Implementasi melibatkan penerapan sistem yang dikembangkan ke
dalam lingkungan produksi. Fase ini mencakup instalasi, konfigurasi, dan
penerapan sistem dalam organisasi.
6.
Pengujian:
Pengujian sistem dilakukan untuk memastikan
sistem beroperasi dengan baik dan memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan. Pengujian meliputi pengujian fungsional, pengujian kinerja, dan
pengujian integrasi.
7.
Pelatihan
(Training): Pelatihan diberikan kepada pengguna akhir dan personel terkait
untuk memastikan mereka memiliki pemahaman yang cukup tentang penggunaan
sistem.
8.
Implementasi
dan Pemeliharaan (Deployment and Maintenance): Setelah sistem diluncurkan,
pemeliharaan sistem dilakukan untuk memastikan bahwa sistem tetap berjalan
dengan baik, memperbaiki bug, dan memastikan bahwa sistem tetap memenuhi
kebutuhan bisnis yang terus berkembang. Tahapan-tahapan ini merupakan bagian
integral dari siklus pengembangan sistem yang bertujuan untuk memastikan bahwa
sistem informasi yang dikembangkan memenuhi kebutuhan bisnis dan beroperasi
dengan efisien.
E.
Metodologi dalam Pengembangan Sistem
Berikut
ini adalah pengenalan singkat mengenai tiga metode pengembangan sistem yang
umum digunakan yaitu Waterfall, Agile dan SCRUM, serta perbandingan kelebihan
dan kekurangannya:
1.
Metode
Waterfall : Metodologi Waterfall adalah model pengembangan perangkat lunak yang
bekerja secara linier dan terstruktur. Kemajuan proyek melalui serangkaian
fase, mulai dari analisis persyaratan hingga pengujian dan pemeliharaan.
·
Kelebihan:
Terorganisir dengan baik, cocok untuk proyek dengan persyaratan yang jelas dan
tetap serta kemampuan untuk merencanakan setiap langkah secara detail dari
awal.
·
Kelemahan:
Kurangnya fleksibilitas untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan, kesulitan
beradaptasi dengan perubahan tahap akhir,
dan kurangnya interaksi dengan pelanggan dan pengguna akhir.
2.
Metodologi
Agile: Metodologi Agile menekankan kolaborasi tim secara terus-menerus dan
pengiriman perangkat lunak dalam iterasi singkat yang disebut sprint. Pendekatan
ini memungkinkan fleksibilitas dan adaptasi terhadap perubahan kebutuhan
bisnis.
·
Kelebihan
: Responsif terhadap perubahan kebutuhan, kolaborasi tim yang kuat, dan
pengiriman perangkat lunak yang cepat dan berkelanjutan.
·
Kekurangan:
Membutuhkan komitmen dan keterlibatan penuh dari semua anggota tim, memerlukan
keterampilan manajemen yang kuat, serta memerlukan pemantauan yang cermat
terhadap kualitas perangkat lunak.
3.
Metodologi
SCRUM: SCRUM adalah kerangka kerja manajemen proyek yang berfokus pada
pengiriman iteratif dan inkremental. Tim bekerja dalam sprint singkat dan
teratur, dengan fokus pada pengiriman produk yang berfungsi.
·
Kelebihan:
Pengelolaan proyek yang efisien, peningkatan transparansi dan akuntabilitas,
serta kemampuan untuk menangani proyek yang kompleks.
· Kekurangan : Memerlukan disiplin tim yang kuat, memerlukan peran pemimpin yang efektif, dan dapat sulit diterapkan pada proyek-proyek yang kecil atau sederhana.
Pemilihan metodologi pengembangan sistem yang tepat
tergantung pada kebutuhan proyek, kompleksitasnya, serta keterlibatan dan
kebutuhan pelanggan dan pengguna akhir.
Mempertimbangkan pro dan kontra dari setiap metode
akan membantu tim memilih pendekatan
yang paling tepat untuk proyek yang sedang dikerjakan.
F.
Pendekatan yang Digunakan dalam Pengembangan Sistem
Berikut adalah penjelasan singkat tentang berbagai
pendekatan yang dapat diterapkan dalam pengembangan sistem:
§ Pendekatan Top-Down: Pendekatan Top-Down merujuk pada
metode pengembangan sistem yang dimulai dengan merancang struktur sistem secara
keseluruhan sebelum memperinci komponen-komponen yang lebih kecil.
Pendekatan ini dimulai dengan menentukan tujuan sistem
secara keseluruhan, kemudian memecahnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil
dan lebih terperinci.
Pendekatan Top-Down cenderung cocok untuk
proyek-proyek yang kompleks dan membutuhkan pemahaman yang jelas tentang tujuan
keseluruhan sejak awal.
§ Pendekatan bottom-up:
Pendekatan bottom-up berbeda dengan pendekatan top-down, dimana pengembangan
sistem dimulai dari komponen atau unit yang lebih kecil kemudian
secara bertahap digabungkan menjadi
sistem yang lebih besar.
Pendekatan ini memungkinkan Anda untuk fokus pada
detail yang lebih dalam dan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan spesifik
dari setiap bagian sistem.
Pendekatan bottom-up sering digunakan untuk membuat sistem yang lebih
modular dan dapat diuji secara mandiri.
§ Pendekatan hybrid: Pendekatan hybrid menggabungkan
elemen pendekatan top-down dan bottom-up.
Pendekatan ini memungkinkan penggabungan strategi dari
kedua pendekatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Misalnya, pengembangan dapat dimulai dengan pendekatan
Top-Down untuk memahami kebutuhan sistem secara keseluruhan, kemudian beralih
ke pendekatan Bottom-Up untuk merinci komponen-komponen yang lebih spesifik.
Pendekatan Campuran sering digunakan untuk
proyek-proyek yang kompleks namun memerlukan fleksibilitas dalam merancang
struktur dan komponen sistem.
Dalam memilih pendekatan yang tepat, tim pengembang
perlu mempertimbangkan kompleksitas proyek, kebutuhan spesifik pengguna, dan
lingkungan di mana sistem akan diimplementasikan.
Pendekatan yang dipilih harus sesuai dengan tujuan
akhir proyek dan memungkinkan pengembang untuk memahami dengan jelas struktur
dan fungsi sistem secara keseluruhan.
G.
Alat dan Teknik dalam Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan sistem, terdapat berbagai alat,
teknik, dan perangkat lunak khusus yang dapat digunakan untuk mendukung proses
pengembangan sistem secara efektif.
Berikut adalah beberapa contoh dari berbagai alat dan teknik
yang sering digunakan:
a.
Perangkat
Lunak Khusus: Integrated Development
Environment (IDE): IDE menyediakan lingkungan terpadu untuk pengembangan
perangkat lunak, termasuk editor kode, pengelola proyek, debugger, dan alat
lain yang mendukung pengembangan sistem secara efisien.
·
Software
Configuration Management (SCM) Tools: SCM Tools membantu dalam mengelola versi
kode, memfasilitasi kolaborasi tim, dan memantau perubahan yang dilakukan dalam
kode selama siklus pengembangan.
·
Software
Testing Tools: Alat-alat pengujian perangkat lunak membantu dalam
mengotomatisasi pengujian fungsional, pengujian integrasi, pengujian kinerja,
dan pengujian keamanan untuk memastikan kualitas perangkat lunak yang dikembangkan.
b.
Model
Pemodelan:Unified Modeling Language (UML): UML adalah bahasa pemodelan visual
yang digunakan untuk merancang, memvisualisasikan, dan mendokumentasikan
struktur dan perilaku sistem yang akan dikembangkan.
·
Data
Flow Diagram (DFD): DFD adalah model grafis yang menggambarkan aliran data
melalui suatu sistem informasi. DFD membantu dalam memahami interaksi antara
berbagai komponen sistem.
·
Entity-Relationship
Diagram (ERD): ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antara
entitas dalam basis data. ERD membantu dalam merancang struktur basis data yang
efisien.
c.
Teknik
Pengujian yang Efektif: Unit Testing: Unit Testing melibatkan pengujian setiap
komponen atau unit perangkat lunak secara terisolasi untuk memastikan bahwa
masing-masing unit berfungsi sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan.
·
Integration
Testing: Integration Testing dilakukan untuk menguji interaksi antara
komponen-komponen yang berbeda dalam sistem setelah mereka digabungkan. Tujuannya
adalah untuk memastikan bahwa komponen-komponen tersebut berfungsi dengan baik
bersama-sama.
·
Pembandingan:
Pembandingan digunakan untuk menguji kinerja sistem dalam berbagai skenario
beban untuk memastikan bahwa sistem
dapat menangani beban kerja yang diharapkan dalam waktu respons yang dapat
diterima.
Penggunaan alat dan teknik yang tepat sangat penting
untuk memastikan pengembangan
sistem efisien dan sistem berkualitas tinggi. Pilihan alat dan teknik
harus didasarkan pada kebutuhan spesifik proyek, kompleksitas sistem, dan
lingkungan pengembangan yang terlibat.
Dengan menghadirkan artikel berkualitas tinggi dan
mendalam, saya berharap blog ini akan menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan
bagi para profesional, pengusaha, dan siapa pun yang tertarik dalam memahami
lebih lanjut tentang peran sistem informasi dalam transformasi bisnis dan
masyarakat modern.

Komentar
Posting Komentar